Jika dikatakan bahwa daging adalah makanan sehat bagi manusia dan harus ada atau tak boleh dikurangi, nilai gizinya adalah yang bertinggi, dan tidak ada bahan makanan lain yang dapat menandinginya, maka kita perlu mawas diri dan mengoreksinya. Secara mitos pendapat demikian dapat dibenarkan, tetapi menurut penelitian para ahli gizi dewasa ini, pandangan tersebut adalah suatu kekeliruan besar. Penjelasan di bawah ini, akan mengungkapkan segala sesuatunya menurut fakta dan kenyataan yang ada.
Bagaimana pun juga, mengurangi konsumsi makanan berdaging dan beralih ke makanan nabati adalah lebih baik dan merupakan pilihan yang tepat, baik karena faktor lingkungan, agama, perekonomian, politik, maupun faktor kesehatan. Di bawah ini terdapat penjelasan mengenai mitos dan fakta (ilmiah) tentang protein :
Pertama
Mitos : Protein makanan daging lebih unggul daripada protein makanan lain.
Fakta : Dibanding dengan makanan palawija, keju, dan kacang-kacangan dalam kolom Kadar Protein, maka daging termasuk jenis makanan berkadar protein sedang, yakni sebanyak 25%.
Kedua
Mitos : Hanya melalui makanan berdaginglah satu-satunya cara untuk mendapatkan zat protein yang cukup.
Fakta : Jika makanan berdaging, ikan, ditukar dengan menu nabati yang terencana baik, maka akan dapat dipenuhi jumlah protein yang cukup untuk setiap hari (53g – 58g).
Ketiga
Mitos : Hanya daginglah satu-satunya sumber vitamin dan garam mineral.
Fakta : Selain vitamin B12, makanan nabati banyak mengandung 11 macam vitamin dan garam mineral, bahkan melebihi separuh dari yang terkandung dalam daging. Lagipula daging bukan satu-satunya sumber vitamin B12 karena pada semua jenis susu dan tempe juga terdapat vitamin tersebut.
Keempat
Mitos : Jenis protein daging adalah protein nilai tertinggi di antara segala jenis makanan.
Fakta : Yang dimaksud dengan tinggi rendahnya nilai suatu protein adalah berapa banyak seharusnya zat protein yang akan digunakan tubuh. NPU telur dan susu lebih tinggi dari daging.
Kelima
Mitos : Karena dalam protein nabati terdapat kekurangan satu atau beberapa macam asam amino esensial, maka protein nabati tidak sama unggulnya dengan protein daging.
Fakta : Memang ada sementara protein nabati yang tidak mengandung atau kurang kandungan satu macam atau lebih asam amino esensialnya, tetapi dengan cara sekaligus memakan beberapa jenis makanan nabati dalam suatu hidangan, maka akan terpenuhilah ke-8 jenis asam amino esensialnya. Keadaan ini disebut Kelengkapan Protein
Keenam
Mitos : Makanan nabati kurang cita rasanya, kalah dibanding dengan makanan berdaging, yang lezat rasanya.
Fakta : Pada umumnya makanan berdaging hanya terdiri dari 5 macam daging ternak yang disembelih, akan tetapi makanan nabati terdiri atas 40-50 macam sayur-mayur, 24 macam kacang-kacangan, 20 macam buah-buahan, 12 macam biji-bijian dan 9 macam padi-padian, dengan demikian rasa, zat makanan, dan warnanya lebih bervariasi.
Ketujuh
Mitos : Karena makanan nabati mengandung banyak karbohidrat maka jika dibanding dengan daging, akan lebih mudah menggemukkan orang.
Fakta : Memang makanan nabati mengandung banyak karbohidrat tetapi tidak banyak mengandung zat lemak seperti makanan hewani. Jumlah kalori yang dihasilkan zat lemak (1g menghasilkan 9 kkal) lebih banyak dibanding dengan karbohidrat (1g menghasilkan 4 kkal). Lagi pula tubuh tidak membutuhkan terlalu banyak kalori. Kelebihan itu akan diubah menjadi timbunan lemak dalam tubuh yang merupakan penyebab kegemukan seseorang.
Akhirnya bisa dilihat bahwa sebenarnya rata-rata umur para vegetaris (yang berhati-hati terhadap konsumsi jumlah telur dan kadar lemak dalam susu) lebih tinggi daripada orang yang mengkonsumsi daging. Hal ini disebabkan karena tanpa disadari, banyak sekali penyakit yang diderita manusia bersumber pada daging yang dimakan.
sumber : antidaging.webs.com
Pertama
Mitos : Protein makanan daging lebih unggul daripada protein makanan lain.
Fakta : Dibanding dengan makanan palawija, keju, dan kacang-kacangan dalam kolom Kadar Protein, maka daging termasuk jenis makanan berkadar protein sedang, yakni sebanyak 25%.
Kedua
Mitos : Hanya melalui makanan berdaginglah satu-satunya cara untuk mendapatkan zat protein yang cukup.
Fakta : Jika makanan berdaging, ikan, ditukar dengan menu nabati yang terencana baik, maka akan dapat dipenuhi jumlah protein yang cukup untuk setiap hari (53g – 58g).
Ketiga
Mitos : Hanya daginglah satu-satunya sumber vitamin dan garam mineral.
Fakta : Selain vitamin B12, makanan nabati banyak mengandung 11 macam vitamin dan garam mineral, bahkan melebihi separuh dari yang terkandung dalam daging. Lagipula daging bukan satu-satunya sumber vitamin B12 karena pada semua jenis susu dan tempe juga terdapat vitamin tersebut.
Keempat
Mitos : Jenis protein daging adalah protein nilai tertinggi di antara segala jenis makanan.
Fakta : Yang dimaksud dengan tinggi rendahnya nilai suatu protein adalah berapa banyak seharusnya zat protein yang akan digunakan tubuh. NPU telur dan susu lebih tinggi dari daging.
Kelima
Mitos : Karena dalam protein nabati terdapat kekurangan satu atau beberapa macam asam amino esensial, maka protein nabati tidak sama unggulnya dengan protein daging.
Fakta : Memang ada sementara protein nabati yang tidak mengandung atau kurang kandungan satu macam atau lebih asam amino esensialnya, tetapi dengan cara sekaligus memakan beberapa jenis makanan nabati dalam suatu hidangan, maka akan terpenuhilah ke-8 jenis asam amino esensialnya. Keadaan ini disebut Kelengkapan Protein
Keenam
Mitos : Makanan nabati kurang cita rasanya, kalah dibanding dengan makanan berdaging, yang lezat rasanya.
Fakta : Pada umumnya makanan berdaging hanya terdiri dari 5 macam daging ternak yang disembelih, akan tetapi makanan nabati terdiri atas 40-50 macam sayur-mayur, 24 macam kacang-kacangan, 20 macam buah-buahan, 12 macam biji-bijian dan 9 macam padi-padian, dengan demikian rasa, zat makanan, dan warnanya lebih bervariasi.
Ketujuh
Mitos : Karena makanan nabati mengandung banyak karbohidrat maka jika dibanding dengan daging, akan lebih mudah menggemukkan orang.
Fakta : Memang makanan nabati mengandung banyak karbohidrat tetapi tidak banyak mengandung zat lemak seperti makanan hewani. Jumlah kalori yang dihasilkan zat lemak (1g menghasilkan 9 kkal) lebih banyak dibanding dengan karbohidrat (1g menghasilkan 4 kkal). Lagi pula tubuh tidak membutuhkan terlalu banyak kalori. Kelebihan itu akan diubah menjadi timbunan lemak dalam tubuh yang merupakan penyebab kegemukan seseorang.
Akhirnya bisa dilihat bahwa sebenarnya rata-rata umur para vegetaris (yang berhati-hati terhadap konsumsi jumlah telur dan kadar lemak dalam susu) lebih tinggi daripada orang yang mengkonsumsi daging. Hal ini disebabkan karena tanpa disadari, banyak sekali penyakit yang diderita manusia bersumber pada daging yang dimakan.
sumber : antidaging.webs.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar